
50+ KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9
KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9
Assalamualaikum wr wb
Terimakasih sudah berkunjung ke halaman blog ini.
Selamat datang di bahasasunda.id. Perkenalkan blog ini berisi materi-materi pelajaran bahasa Sunda yang dikemas dalam media audio-visual untuk memberikan kesan belajar yang menyenangkan, mudah dipahami, dan memberikan banyak informasi baru kepada pengunjung.
Tidak hanya blog saja, bahasasunda.id pun memiliki youtube channel, yang berisi video-video edukasi mengenai pembelajaran bahasa Sunda. Kalian bisa kunjungi youtube channel dengan klik link di bawah ini.
www.youtube.com/c/bahasasundaidGemanakarnale
Jika ada pertanyaan seputar KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9 yang kurang dipahami, kalian bisa memberikan komentar, silahkan jangan ragu untuk mengisi kolom komentar di bawah.
Semoga dengan adanya blog ini bisa memberikan manfaat bagi kalian semua.
Selamat belajar KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9.
KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9
Pilih salah sahiji jawaban anu bener!
1. Naskah drama téh karya sastra anu ditulisna dina wangun ….
a. narasi
b. pupuh
c. paguneman
d. sajak
2. Péréléan palaku dina naskah drama sok ditulisna dina bagian ….
a. awal naskah
b. ahir naskah
c. tengah-tengah naskah
d. awal jeung ahir naskah
3. Sabaraha urang ari palaku dina naskah drama?
a. saurang
b. tilu urang
c. dua urang
d. leuwih ti saurang
4. Drama anu palakuna ngan saurang disebut drama ….
a. musikal
b. monolog
c. ékspériméntal
d. dialog
5. Dina drama aya anu disebut drama musikal, nyaéta ….
a. drama anu dialogna dipirig lagu
b. drama anu dialogna dinyanyikeun
c. drama anu dialogna maké lagu-lagu kasohor
d. drama anu teu maké dialog, tapi maké musik wungkul
6. Drama musikal téh dina drama Sunda mah sok disebutna ….
a. balunganing gending
b. gending karesmén
c. gending kakawihan
d. drama karesmén
7. Anu disebut palaku utama dina naskah drama téh nyaéta ….
a. palaku anu jadi subyék lalakon
b. palaku anu ukur milu ngaramékeun wungkul
c. palaku anu milu ngarojong galur carita
d. palaku anu hadirna ngan saliwat
Bagaimana??? Penjelasan mengenai materi di atas dapat dipahami dengan baik??? jika masih belum paham, kalian bisa memberikan pertanyaan dengan mengisi komentar di bawah atau bisa juga mengunjungi postingan mengenai KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9 lainnya atau langsung cari saja keyword materi yang kalian cari di bawah ini:
LINK KUMPULAN MATERI DRAMA SUNDA LENGKAP
https://bahasasunda.id/category/materi-pembelajaran/materi-drama-sunda/
LINK 15+ KUMPULAN CONTOH DRAMA SUNDA LENGKAP
https://bahasasunda.id/category/drama-bahasa-sunda/
LINK 50+ KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA LENGKAP
https://bahasasunda.id/category/kumpulan-soal-basa-sunda/
Jika blog ini bisa memberikan banyak manfaat, jangan lupa untuk dukung blog ini dengan cara like, comment, dan share ke teman-teman kalian.
Jangan lupa untuk bergabung dalam group belajar bahasa Sunda husus siswa se-Jabar, dengan klik link di bawah ini:
WHATSAPP
TELEGRAM
LINE
FACEBOOK
INSTAGRAM
YOUTUBE
Mari kita sama-sama bangun blog ini supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi kalian semua.
Terimakasih.
GOOGLE TRANSLATE
Perhatian! materi ini diterjemahkan oleh mesin penterjemah google translate tanpa adanya post editting, sehingga ketepatan dalam terjemahan masih buruk dan perlu dikembangkan lagi.
Tujuan dari fitur terjemahan ini untuk pengunjung yang kesulitan memahami materi dan tidak sama sekali mengerti bahasa Sunda atau teman-teman pelajar dari luar Jawa Barat yang sedang belajar bahasa Sunda, fitur terjemahan ini bisa digunakan namun tidak 100% akurat, akan tetapi garis besarnya bisa diambil, daripada tidak mengerti samasekali.
Kedepanya mudah-mudahan admin punya waktu sehingga bisa mengoptimalkan fitur terjemahannya sendiri, dengan begitu pengunjung bisa mempelajari materi dalam bahasa Indonesia.
KUMPULAN SOAL DRAMA SUNDA SMP KELAS 9
- DRAMA SUNDA
Kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu dramoi yang artinya meniru atau meniru. Menurut Kamus LBSS, drama (Belanda) adalah (1) cerita lakon sedih, dan (2) cerita sedih dan sedih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa drama merupakan karya sastra yang berupa percakapan (dialog) antar aktor disertai penjelasan lain yang dibutuhkan untuk kepentingan pementasan (performance).
- CIRI DRAMA
Drama memiliki ciri khas utamanya yaitu adanya konflik atau emosi yang diatur khusus untuk pertunjukan teater. Drama juga termasuk dalam literatur lakon, karena digambarkan dalam drama dan tingkah laku pelakunya. Pelaku secara langsung bermain (lahir dan batin), dan dalam percakapan (dialog), atau berbicara dengan dirinya sendiri (monolog).
Drama berbeda dengan cerita (cerita atau narasi), seperti novel, cerpen, dan cerita puisi, yang dalam menyampaikan tingkah laku pelakunya dengan cara diceritakan oleh orang lain yaitu oleh pemain catur. Hari dalam drama saya itu dilakukan dan diucapkan oleh aktor itu sendiri. Perilaku pelaku membatasi perilaku fisik dan spiritual. Perilaku yang ada yang ditulis oleh penulis, adalah pedoman untuk berlatih. Sebagai contoh:
(Nini Uti merangkak untuk berdagang sorabina, sembari sekilas melirik ide di pinggir gang. Bangun sangat ingin buka, tapi tidak berani)
Wiyaga 1: “Belum Nini, surabi Nini?”
Nini Uti: “Belum biarawati. Izinkan saya memberi tahu Anda, ararencèp, arareneng, baradél.
Selain percakapan, ada pembicaraan yang ditujukan kepada diri sendiri, yang disebut monolog (solilokui). Dari perkataan pengelola hati, kita bisa mempelajari apa yang ada di benak pelaku. Dari percakapan dan percakapan hingga diri kita sendiri, kita dapat mengetahui peristiwa, baik dulu maupun sekarang, yang keduanya akan bersifat pribadi. Dari situ tidak akan diketahui sifat dari aktor dan suasana latarnya. jadi sekali lagi pikiran dan mandat penulis serta oleh kami yakin akan percakapannya. Jadi ternyata perbincangan di drama saya banyak manfaatnya.
Perilaku pelaku, tindakan demi tindakan, di latar belakang dan urutan waktu, membangun peristiwa, dan beberapa peristiwa membangun peristiwa. Urutan peristiwa demi peristiwa, serta peristiwa demi peristiwa, dikaitkan dengan berbagai hal, seperti pelaku, deret waktu, dan sebab dan akibat. Urutan kejadian atau insiden yang menjadi penyebabnya disebut regangan. Dalam membaca drama saya, kita harus mampu menyembuhkan ketegangan tersebut sehingga kita dapat memberi makna pada berbagai tingkah laku atau peristiwa, yang sebagian besar mungkin tampak tidak berhubungan.
Tingkah laku dan kejadian dalam drama dibatasi oleh panjang esai, sehingga tidak semua kejadian dimasukkan ke dalam drama. Sering dikatakan bahwa drama drama adalah awal dan akhir
Sebuah. Secara eksternal dalam bentuk naskah lakon ada hal-hal yang telah diubah, seperti: Informasi pelaku, yang mencantumkan nama dan deskripsi para pelaku. Terkadang meski ada juga drama yang tidak memanfaatkan rasa lapar para aktornya;
b. Babak dan adegan, yang membagi esai drama Dalam satu babak dilakukan peristiwa di satu tempat dalam satu rangkaian waktu. Setiap babak dibagi menjadi beberapa adegan sesuai dengan perubahan peristiwa dengan datang atau keluarnya pelaku.
c. Candraan di awal ronde; mendeskripsikan kondisi latar belakang, atmosfer, aktor, peristiwa, dan lainnya. Biasanya ini hanya diperlukan, bukan deskripsi mendetail. Selain di awal ronde percakapan sebelumnya kami akan selalu mendapat panduan singkat tentang perilaku pelaku. Candraan di awal ronde dan menuduh amalannya ditulis miring (kursif), berbeda dengan percakapan yang ditulis dengan huruf mantap
d. Percakapan, adalah kalimat langsung para pelaku yang saling memukul. Pertama ditulis nama pelaku, bertema titik dua, dari situ tertulis ucapan pelaku. Sebagian besar esai drama saya adalah percakapan. Artinya, percakapan adalah kepala dari sebuah drama
e. Prolog dan epilog. Banyak drama tidak menggunakan prolog dan epilog. Prolog ditulis di awal lakon, jadi merupakan risalah sastra yang berisi informasi atau gagasan penulis tentang cerita yang akan dibawakan. Izinkan dibandingkan dengan tato pengantar dalam cerita puisi. Epilog yang tertulis di sampul lakon, diisi dengan kesimpulan lakon dan nasihat penulisnya, boleh dibandingkan dengan tato akhir (sampul) dalam cerita puisi.
Dilihat dari kajian sastra, drama termasuk dalam karya sastra yang disebut lakon, karena esai lakon adalah untuk menjustifikasi tingkah laku aktor, yakni aktor ada untuk bertindak secara langsung, baik lahir maupun batin, dan dia berbicara kepada aktor lain atau berbicara kepada dirinya sendiri. Namun drama dalam tradisi R kita tidak selalu demikian, karena ada hal-hal yang memiliki ciri khas. Misalnya dalam longsor dan lakon, ada beberapa bagian yang tidak ada dalam drama modern, seperti, tatalu, selingan (diisi dengan gigitan, canda, canda, dan guyonan).
- BENTUK DRAMA
Berdasarkan bentuknya, drama dapat dipasangkan menjadi bentuk yang halus dan bentuk yang ritmis. Bentuk drama yang dramatis dibacakan atau diucapkan dalam irama bahasa yang lancar, kadang kala bisa dengan berbagai cara. Misalnya: Lenggang Kancana, Kalenting Kuning Mundinglaya Di Kusumah, dan Jalak Harupat atas perkenan M.A. Salmun. Sangkuriang atas kebaikan R.T.A. Himpunan; Mundinglaya Saba Langit Inten Dewata, Tumenggung Galunggung Ngadeg, dan Nyi Rambut Kasih beunang Wahyu Wibisana; Si Kabayan dan Aki Nini Balangantrang mengizinkan Wahyu Wibisana dan Mang Kokok; Atas Sipatahunan (1963) Saija dan Adinda (1964), Dakwaan (1954), Bubat (1955), Jalan Lempeng beunang RAF, Cahaya Maratan Waja (1964), Tukang Polka (1966), Ngadagoan Si Jabang (1968), dan Batu nu Blocking the Road (1987) atas izin Yus Rusyana, jrrd.
Dewasa ini dalam bentuk pantun, percakapan dikonstruksi dalam bahasa pantun, baik puisi bebas maupun puisi non-bebas. Percakapan yang merupakan puisi bebas biasanya dibacakan. Percakapan dalam puisi non-bebas adalah percakapan dalam bentuk tongkat. Makana akan dinyanyikan. Drama yang dibawakan percakapan disebut gending karemén. Contoh: Ciung Wanara (1924) anonim, Sarkam dan Sarkim (1928) atas izin R. Machyar Angga Kusumahdinata.
- Etiket Drama
Saat ini istilah pertunjukan teater lebih populer daripada istilah pertunjukan drama. Jejak sebuah pertunjukan drama atau teater didukung oleh beberapa elemen, antara lain: performer, sutradara, produser, musisi, manajer panggung, desainer kostum, desainer pencahayaan, penata rias, dan seksi hiburan lainnya. sekolah, setidaknya harus menjelaskan hal-hal di bawah ini
Sebuah. Atur panitia;
b. Identifikasi pemain, direktur, dan jadwal pelatihan;
c. Setiap pemain membutuhkan pelatihan vokal, karena aktor teater saya harus vokal,
d. Setiap pemain harus berlatih paroman (mimic) dan cracking (ekspresi tubuh);
e. Secara penampilan harus kompak dan teratur.

