CONTOH ARTIKEL BAHASA SUNDA
Assalamualaikum wr wb
Terimakasih sudah berkunjung ke halaman blog ini.
Selamat datang di bahasasunda.id. Perkenalkan blog ini berisi materi-materi pelajaran bahasa Sunda yang dikemas dalam media audio-visual untuk memberikan kesan belajar yang menyenangkan, mudah dipahami, dan memberikan banyak informasi baru kepada pengunjung.
Tidak hanya blog saja, bahasasunda.id pun memiliki youtube channel, yang berisi video-video edukasi mengenai pembelajaran bahasa Sunda. Kalian bisa kunjungi youtube channel dengan klik link di bawah ini.
www.youtube.com/c/bahasasundaidGemanakarnale
Jika ada pertanyaan seputar CONTOH ARTIKEL BAHASA SUNDA: Sampurasun yang kurang dipahami, kalian bisa memberikan komentar, silahkan jangan ragu untuk mengisi kolom komentar di bawah.
Semoga dengan adanya blog ini bisa memberikan manfaat bagi kalian semua.
Selamat belajar CONTOH ARTIKEL BAHASA SUNDA: Sampurasun.
LINK KUMPULAN MATERI ARTIKEL SUNDA LENGKAP
https://bahasasunda.id/category/materi-pembelajaran/materi-artikel-sunda/
LINK 15+ KUMPULAN CONTOH ARTIKEL SUNDA LENGKAP
https://bahasasunda.id/category/artikel-sunda/
LINK 50+ KUMPULAN SOAL ARTIKEL SUNDA LENGKAP
https://bahasasunda.id/category/kumpulan-soal-basa-sunda/
Bagaimana??? Penjelasan mengenai materi di atas dapat dipahami dengan baik??? jika masih belum paham, kalian bisa memberikan pertanyaan dengan mengisi komentar di bawah atau bisa juga mengunjungi postingan mengenai MATERI ARTIKEL BASA SUNDA SMA KELAS 12 lainnya atau langsung cari saja keyword materi yang kalian cari di bawah ini:
Jika blog ini bisa memberikan banyak manfaat, jangan lupa untuk dukung blog ini dengan cara like, comment, dan share ke teman-teman kalian.
Jangan lupa untuk bergabung dalam group belajar bahasa Sunda husus siswa se-Jabar, dengan klik link di bawah ini:
WHATSAPP
TELEGRAM
FACEBOOK
INSTAGRAM
YOUTUBE
TIKTOK
Mari kita sama-sama bangun blog ini supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi kalian semua.
Terimakasih.
GOOGLE TRANSLATE
Perhatian! materi ini diterjemahkan oleh mesin penterjemah google translate tanpa adanya post editting, sehingga ketepatan dalam terjemahan masih buruk dan perlu dikembangkan lagi.
Tujuan dari fitur terjemahan ini untuk pengunjunga yang kesulitan memahami materi dan tidak sama sekali mengerti bahasa Sunda atau teman-teman pelajar dari luar Jawa Barat yang sedang belajar bahasa Sunda, fitur terjemahan ini bisa digunakan namun tidak 100% akurat, akan tetapi garis besarnya bisa diambil, daripada tidak mengerti samasekali.
Kedepanya mudah-mudahan admin punya waktu sehingga bisa mengoptimalkan fitur terjemahannya sendiri, dengan begitu pengunjung bisa mempelajari materi dalam bahasa Indonesia.
CONTOH ARTIKEL BAHASA SUNDA: Sampurasun
Alasan
Ini telah menjadi kelahiran saya sekarang. Jika kita berbicara, atau berbicara di depan orang banyak, selalu lupa mengucapkan “sampurasun”. Sepertinya sudah menjadi kebutuhan. Akulah yang berbicara tentang cerita itu, atau banyak orang yang menyaksikannya, yang tiba-tiba menjawab “ramp”. Sementara itu terlalu banyak untuk diingat juga tidak, yang dimaksud dengan “sampurasun” yang dijawab dengan “ramp” adalah.
Sempat babalagonjangan ditanyakan beberapa orang. Ingin tahu apa persepsinya tentang maksud pembicaraan tersebut. Jawabannya beragam. Ada yang mengucapkan salam, ada yang mengucapkan saharti dan assalamu’alaikum, ada yang mengucapkan gigideug. Yang pasti, saya biasanya mengatakan “sampurasun” atau jawaban “rampes” hanya menurut orang biasa.
Jadi sekali lagi saya harus bertanya kepada anak-anak yang selalu mengikuti lomba bujangan. Oleh karena itu, mereka tidak menyebutnya “sampurasun” yang merupakan inti daria. Seolah-olah mengucapkan kata itu sebentar di sepanjang keyakinan tertentu. Ongkoh ada kewajiban mereka untuk menunjukkan salam, yang – dalam kompetisi semacam itu – sepertinya dibuat-buat.
Karena sudah menjadi kebiasaan minum teh, tidak sedikit pemimpin yang diomong-olok seperti bupati atau gubernur, jika dalam pidato tersebut rekannya lupa mengucapkan “sampurasun”. Hingga terjadi kebakaran, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dituding mengganti kata assalamu’alailkum dengan “sampurasun”. Tidak ada kematian yang tampaknya berasal dan tidak akan disebutkan di sini secara panjang lebar. Hanya dari gugujrudan yang kemudian banyak diperbincangkan media, ternyata tidak semua orang paham apa yang dimaksud dengan “sampurasun”. Bahkan, ada surat kabar yang kemudian menjelaskan arti kata “sampurasun” dan “rampes”.
Dalah kalau kita buka kamus juga gak “sampurasun” dan “rampes” itu banyak kesenangan. Dalam Kamus Basa Sunda R. Satjadibrata yang cukup laris di sana (edisi 1 tahun 1948) misalnya, “sampurasun” bukanlah lemma yang berdiri sendiri. Ada juga kata “sempurna” yang artinya pengampunan. Dan “matahari” diartikan sebagai ingsun (bahasa Jawa) atau saya. Jika Anda ingin melihat kamus, “sampurasun” diartikan sebagai ‘maaf
Saya ‘.
Namun dalam lemma “rampes” dijelaskan sebagai berikut: diucapkan oleh pemilik rumah (jika ada tamu yang mengatakan sampurasun), artinya masuk atau memerintahkan untuk mengunggah ke rumah. Artinya, Satjadibarata mengklaim bahwa ada kata “sampurasun” yang tidak didefinisikan dalam lemma independen. Dari situ kembali kita sadar, bahwa “sampurasun” dan “ramp” itu muncul dari kebiasaan saling menjamu.
Dalam kamus sebelum kemerdekaan juga tidak ditemukan kata “sampurasun”. Begitu pula dalam Kamus Naskah dan Prasasti (Abad 11 s.d. 18) yang disusun oleh Elis Suryani, spk., Kata itu tidak ditemukan. Apa yang dia temukan adalah kata-katanya “dirampok”. Arti hanya berbeda. Dalam Dictionary of Manuscripts, “rampes” berarti ‘sempurna’, ‘baik’, ‘tertib’, ‘utama’ dan sebagainya. Sedang dalam A Dictionary of the English Language of Java oleh Jonathan Rigg. “Rampes!” didefinisikan sebagai ‘sangat baik, sangat benar’.
Berbeda dengan R.A. Danadibrata, yang disusun antara tahun 1930-an dan 1970-an. Jelaskan bahwa “sampurasun” adalah ringkasan dari kata ‘sampura sapun’ yang artinya ‘maafkan aku, tolong’. Dalam kamus masih, kata “sampura” diartikan sebagai ‘hampura’ (Inggris Kuno). Saat ini kata “sapun” atau “samapun” diartikan sebagai ‘neda maap, neda hampura’ (bahasa Sunda Kuno). Jadi “sampura” dan “sapun” adalah sinonim.
Hanya ada satu penjelasan lain, katanya kata “sabun” selalu digunakan di awal poin, misalnya sabun ke sadu puhun. Ketika kita melihat tato puisi tersebut, kata “sapun” atau “pun sapun” sering ditemukan. Pada tato cerita puisi Budak Manjor misalnya ada on / pun sapun / sampai rumuhun / sampai batara.
Lebah menjelaskan kata “rampes” Danadibrata menjelaskan hal ini: kata asli menanggapi tamu yang datang untuk mengatakan tolong dari luar; Kata rampes dapat didefinisikan dengan lebih baik atau silakan masukkan atau baca. Penjelasan ini serupa dengan penjelasan Satjadibrata.
Dari uraian di atas kita merasa cukup sulit untuk menyimpulkannya, apalagi sejak kapan kata “sampurasun” muncul dalam komunikasi kita? Dari uraian Danadibrata, kata ini dapat berakar dari bahasa kuno. Hanya jika dilihat dari penjelasan Satjadibrata, “sampurasun” seperti pengaruh dari Jawa karena memutar kata ‘ingsun’. Kanékés Ari, yang mengatakan bahwa perwakilannya adalah R Buhun, tetapi selalu menyebutnya “tabeppun”.
Tetapi baik Satjadibrata maupun Danadibrata sepakat bahwa kata “sampurasun” muncul dari kebiasaan saling menjamu. Anehnya saat ini, kata “sampurasun” dan “rampes” apan belum digunakan dalam keramahtamahan atau keramahtamahan. Kedua kata tersebut biasa digunakan dalam pidato atau pertemuan, yang kemungkinan berarti ‘tolong’ dan ‘silakan masuk’. Boa-boa harus ada koreksi di kamus baru!
(Darpan, Guru SMAN 1 Garut).
- Berdasarkan hasil pengamatan yang memfokuskan pada isi wacana, budaya manakah yang lebih dominan mempengaruhi perilaku menyapa dalam pertemuan? Jelaskan alasannya!
- Kebiasaan mengucapkan “sampurasun” dan “rampes
“Dalam budaya pertemuan hari ini lagi. Bagaimana dia mendapatkan ide itu? Jelaskan itu dengan jelas!
- Jelaskan arti kata “sampurasun” dan “rampés”!
- Dari manakah asal kata “sampurasun” dan “rampés”?
- Menarik kesimpulan dari isi wacana di atas?
- Apakah tidak ada hubungan antara isi wacana dan etiket? Jelaskan itu dengan jelas!
- Bagaimana etiket pada saat rapat?
- Bagaimana saya harus bersikap ketika saya berkunjung atau menjadi tuan rumah?
- Apa akibatnya jika kita tidak mempraktekkan tata krama dalam pemulihan sehari-hari?
- Ms mendeskripsikan, baik dilihat dari isi dan mekanisme penulisannya, maupun dilihat dari bahasanya, bagaimana menurut warna hitam artikel tersebut?